Hati-hati! Kurang Tidur Bisa Sebabkan Stroke

Ditambahkan pada hari Rabu, 13 Juni 2012

Bagi orang-orang berusia paruh baya atau lebih tua yang tidur kurang dari enam jam setiap malam kemungkinan besar bisa meningkatkan risiko stroke.


Hal itu terungkap lewat sebuah hasil penelitian terbaru yang dikutip Healthday, Selasa (12/6). Tak tanggung-tanggung, risiko stroke ini meningkat sebanyak empat kali lipat di antara orang berbobot normal yang tidak menderita gangguan tidur sulit bernapas atau sleep apnea.
“Tidur itu sangat penting,” kata pemimpin peneliti Megan Ruiter, postdoctoral fellow di University of Alabama, Birmingham’s School of Medicine. “Memang ada bukti bahwa kurang tidur meningkatkan segala macam respon abnormal dalam tubuh,” tambahnya.
Kurang tidur juga meningkatkan peradangan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah serta pelepasan hormon tertentu. Semua itu menimbulkan respon stres yang lebih besar sehingga meningkatkan risiko stroke.
Dalam penelitian ini, Ruiter dan rekan-rekannya mengumpulkan data dari lebih dari 5.600 orang. Setelah tiga tahun mengolah data, para peneliti menemukan bahwa kurang tidur dari enam jam setiap malam terkait peningkatan risiko stroke.
Hasil penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies di Boston, Amerika Serikat, Senin lalu. Jadi, bagi yang doyan begadang sebaiknya mulai tidur cukup dari sekarang.

Sumber :  http://duniafitnes.com

Hikmah Bangun Pagi dan Sholat Subuh


Ditambahkan pada hari Senin, 4 Juni 2012
 
Hikmah Bangun Pagi dan Sholat Subuh

1. Kadar gas ozon (O3) dalam udara pagi mencapai titik yang paling tinggi. Kadar ini akan berkurang secara berangsur hingga hilang sama sekali begitu matahari terbit. Gas ini sangat bermanfaat bagi organ-organ saraf karena dapat mengaktifkan kerja otak dan otot tubuh. Karena itu, seseorang akan mencapai puncak keaktifan pikiran dan otot-ototnya di waktu pagi. Saat menghirup udara pagi, seseorang akan merasakan kenikmatan dan kegembiraan yang tidak bisa dibandingkan dengan waktu siang maupun malam.

2. Warna merah pada sinar fajar dapat memengaruhi urat-urat saraf, yakni membangkitkan kesadaran dan gerak saraf. Fajar mengandung sinar ultraviolet yang cukup tinggi sehingg kulit membutuhkan asupan vitamin D yang tinggi pula.

3. Bangun pagi berarti memutus waktu tidur yang lama. Penelitian telah membuktikan bahwa orang yang tidur dalam waktu lama, dan posisi sama, mudah terserang penyakit jantung. Tidur, tidak lain hanyalah diam secara mutlak. Diam dalam waktu lama dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan lemak pada dinding arteri koroner. Mungkin inilah salah satu hikmah yang dapat dipetik oleh orang-orang beriman yang bangun tengah malam untuk melaksanakan shalat. Seraya mendekatkan diri ke[ada Allah SWT, mereka terhindar dari penyakit pembuluh darah.



Khusus bagi yang beragama Islam:

Allah SWT berfirman :
“…dan (laksanakan pula shalat) subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’ : 78)
Al-Qur’an menganjurkan kepada setiap muslim untuk tidur lebih awal dan bangun sejak fajar.
Di dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW bersabda :
“Umatku ini diberkati ketika bangun pagi-pagi.” (HR.Ath-Thabrani dalam Al-Ausat)

Di dalam riwayat lain beliau bersabda :
“Dua rakaat sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

Adapun manfaat dari sisi kesehatan yang dapat diperoleh seseorang jika membiasakan diri bangun pagi adalah sebagai berikut.

Allah SWT berfirman :

“Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.” (QS Al-Furqan : 64)

Dalam memotifasi kaum muslimin untuk bangun malam dan mengerjakan shalat tahajjud, Allah SWT berfirman :

“Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa), dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan.” (QS Al Muzzammil : 6)

Sementara itu, hal yang dapat membuat seseorang merasa bersemangat untuk bangun malam dan melaksanakan shalat-shalat sunnah adalah bangun setelah tidur.

Secara ilmiah, kadar hormon kortison dalam darah mencapai tingkat yang paling tinggi di waktu pagi, yakni 7-22 mikrogram / 100 mil plasma. Hormon kortison ini menyuplai energi bagi tubuh.

Dapat disimpulkan bahwa seorang muslim yang komitmen terhadap ajaran Al-Qur’an adalah tipe manusia unggul. Ia bangun pagi sekali dengan penuh semangat, lalu memulai tugasnya saat itu juga. Kemampuan otak, jiwa, dan otot-otot tubuhnya sedang dalam kondisi yang sangat prima sehingga akan berdampak pada hasil produksi. Jika dilakukan secara serentak oleh seluruh umat muslim, tentu hal ini dapat menjadikan masyarakat muslim sebagai masyarakat unggul dibandingkan masyarakat lain.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Setan akan membuat 3 simpul tali pada tengkuk salah seorang diantara kalian saat sedang tidur dimana setiap simpul tali akan membuat ia tidur dalam waktu yang lama. Karena itu, tidurlah. Apabila ia terbangun lalu berdzikir kepada Allah, 1 simpul akan terlepas. Apabila ia berwudhu, 1 simpul lagi akan terlepas. Dan apabila ia mengerjakan shalat, simpul terakhir akan terlepas, sehingga ia akan semangat dan berada dalam kondisi jiwa yang baik. Jika tidak, jiwanya akan menjadi buruk dan bermalas-malasan.”

Tidak perlu bukti ilmiah untuk menunjukkan kebenaran hadits Rasulullah SAW. Cukup dengan membandingkan 2 orang lelaki yang salah satunya bangun pai dan mengerjakan shalat subuh, sedangkan yang satunya lagi tidur hingga matahari terbit. Hasilnya, orang yang mengerjakan shalat subuh merasakan semangat dan ceria sepanjang hari, sedangkan yang tidak shalat merasakan kondisi sebaliknya.
Ya Allah, berilah kami petunjuk kebenaran pada agama kami, dan berilah kesehatan pada badan kami. Wahai Tuhanku, jadikanlah surga sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung. Amin Ya Rabb…

Sumber : Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur’an dan Sunnah
Ditambahkan pada hari minggu, 3 Mei 2012

Lebih Sehat Kopi atau Teh?


Lebih Sehat Kopi atau Teh?
- Kopi dan teh sama-sama minuman yang sudah dikenal sejak berabad silam. Keduanya memiliki penggemar fanatiknya sendiri. Tetapi jika dibandingkan mana yang paling menyehatkan, kopi atau teh, jawabannya cukup sulit.

Sebagian besar kopi memang lebih menyehatkan tubuh. Kopi bukan hanya merangsang aliran darah ke otak dan mengurangi mood negatif, bukti ilmiah juga menyebutkan kebiasaan minum kopi bisa mengurangi risiko penyakit Parkinson.

Zat-zat yang terkandung di dalam kopi juga mengandung antioksidan kuat yang akan melawan radikal bebas dalam tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak akibat ulah si radikal bebas. Seperti diketahui zat oksidatif dalam radikal bebas juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit diabetes, artritis dan kanker.

Kopi terutama kaya akan antioksidan flavonoid. Komponen tersebut memiliki efek perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular dengan cara mengurangi oksidasi kolesterol jahat (LDL). Dengan kata lain kopi akan membantu kita mengurangi risiko penyakit stroke dan serangan jantung.

Pada takaran yang normal kopi juga aman untuk ibu hamil. Sejauh ini belum terbukti kopi dapat meningkatkan risiko keguguran ataupun risiko cacat bawaan pada bayi.

Meski kopi bisa meningkatkan aktivitas perut dan seringkali menyebabkan perut terasa tidak nyaman, tetapi di lain pihak kopi menguntungkan kesehatan saluran cerna. Kopi diketahui dapat mengurangi kanker kolon dan kolorektal.

Bagaimana dengan teh? Kebanyakan orang mengonsumsi teh hitam, padahal teh hijau merupakan teh yang belum difermentasi dan bisa dikatakan adalah minuman paling sehat. Kandungan antioksidan polifenol dalam teh akan berkurang banyak ketika teh difermentasi.

Kesimpulannya, jika bicara tentang kopi dan teh hitam, maka kopi adalah pilihan yang sehat. Jika Anda penyuka teh hijau, maka minuman ini adalah pilihan yang jauh lebih sehat.

Sumber: http://www.infopenting.com/2011/10/lebih-sehat-kopi-atau-teh.html

Penyesalan Yang Terlambat (Ayah.. kembalikan tangan Dita !)

Ditambahkan pada hari Senen, 23 April 2012

Bismillahir-Rahmanir-Rahim … Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya …

Sumber :  http://kisahislami.com/penyesalan-yang-terlambat-ayah-kembalikan-tangan-dita/

Bunda, Umar Sayang Bunda

Ditambahkan pada hari Sabtu, 31 Maret 2012

“Bunda, kenapa Allah gak kasih kita hidup enak yah?” tanya seorang anak pada ibunya.
“Mungkin karena Allah amat sayang sama kita,” jawab bundanya dengan santun.
“Begitu ya, bunda?” Anaknya berujar.
 
“Iya, nak. Allah amat sayang sama kita, Allah gak mau kita terlena sama nikmat dunia,” sambil meneteskan air mata Bundanya berujar pelan.
Sore pun menjelang, bersiaplah Umar kecil untuk pergi ke masjid dekat rumahnya. Mengenakan peci kesayangannya dan kain sarung yang agak kumal. Langkahnya berpacu dengan suara iqamah petang itu.Dari sudut jendela, bundanya tertegun melihat anaknya amat riang mendengar panggilan Allah itu.
“Ayo, nak, bergegas. Jangan sampai kau telat shalat maghrib ini!” teriak bundanya dari balik jendela.
“Iya, Bunda. Assalamu’alaikum. ..” jawab Umar.
Bangga rupanya bunda Umar ini, melihat pelita kecilnya rajin ibadah. Matanya berkaca-kaca saat teringat Ramadhan tahun yang lalu.
“Sayang, andai kau lihat anak kita saat ini, dia lucu sekali,” gumam bunda Umar dalam hati.
Melayang pikiran bunda Umar, mencoba mengingat setahun yang lalu di kamar ini. Selepas ia tunaikan shalat maghrib, diraihnya Mushaf kecil agak kusam lalu air matanya menetes perlahan.
“Sayang, aku rindu saat-saat itu,” lirihnya pelan sebelum membaca Ar-Rahman malam itu.
“Andai kau ada di sini sayang, melihat tingkah Umar yang lucu. Memegang pipinya yang tembem, kau elus rambutnya yang lebat. Akhhh… Betapa nikmat, sayang. Andai Allah berikan kesempatan kita berkumpul kembali, menikmati lantunan suaramu saat kau jadi Imam kami, kau bacakan surat kesukaanmu, kau do’akan kami semua agar kami sehat selalu. Kau berikan tanganmu untuk kukecup tanda baktiku untukmu. Kau elus kepala imut Umar, sayang. Andai kesempatan itu kembali terulang.”
“Bunda, kenapa nangis?” dielusnya pipi putih Bunda oleh Umar.
“Bunda gak apa-apa kok, nak. Bunda cuma kangen sama ayah,” sambil dikecupnya kening Umar yang baru pulang dari masjid.
“Bunda, emang ayah ke mana?” tanya polos Umar.
Sambil menitikan air mata, Bunda pun membelai kepala kecil Umar.
“Ayah udah ketemu sama Allah, nak. Ia tersenyum di sana. Ayah titip pesen kalo Umar harus jaga Bunda. Kau mau, nak?” tanya Bunda sambil mengusap air mata.
“Mau, Bunda. Bunda kesayangan Umar. Umar pastiii jagaa bunda,” sambil tersenyum riang Umar menjawab.
Tawa kecil pun meledak di malam sunyi itu.
“Ayo, nak. Mari kita tidur. Besok pagi-pagi kita temui ayah. Umar harus janji sama ayah bakal jaga Bunda ya?” ajak Bunda.
“Iya, Bunda. Umar janji jaga Bunda,” mata Umar pun seraya tertutup.
“Masya Allah…” teriakku terbangun dari tidur. Tak terasa sudah hampir 3 jam aku tertidur amat pulas. Sesaat tersadar kalau malam ini, aku bermimpi bertemu Umar dan suamiku.
“Allahu akbar…” tak terasa aku kembali meneteskan air mata.
Terkenang semua yang pernah terjadi malam ini, kecelakaan yang merengut kedua belahan jiwa membuatku kembali menitikan air mata.
Masih ingat olehku, bagaimana senyum manis Umar sebelum berangkat shalat ke masjid. Masih ingat olehku, bagaimana suamiku mencium keningku sebelum aku pergi tidur.
“Tuhan… Jaga belahan Jiwaku. Berilah mereka tempat yang lapang, ya Rabb. Kumpulkan mereka sebagai umatmu yang bertakwa. Tuhan… Kumpulkan kami kembali di JannahMu. Aku rindu Umar…” do’aku lirih menutup qiyamul lail malam ini.
Bunda sayang kalian… Tunggu bunda yah! Kita pasti akan bertemu kembali, sayang.
Laa ilaaha illaa annta subhaanaka inni kunntu minazhahaalimin. ..Laa haula walaa quwwata illaa billaahil’aliyyil’ azhim

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari membaca notes ini

sumber  : http://virouz007.wordpress.com/2011/02/22/bunda-umar-sayang-bunda/#more-1045
Ditambahkan pada hari minggu, 18 Maret 2012

Bersabar di Tengah Cobaan
Pada zaman dahulu, seorang yang bernama Abul Hassan pergi haji ke Baitul Harom dan melihat sebuah keajaiban.
Sewaktu thowaf, dia tiba-tiba melihat seorang wanita dengan wajah bersinar dan berseri-seri.
Dengan kagum, dia memuji:
"Demi ALLAH, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, pasti tidak lain karena ia tidak pernah risau dan bersedih hati."

Rupanya, wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan, dan lantas ia bertanya,

"Apa katamu, hai saudaraku?
Demi ALLAH aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau".

Abu Hassan heran,

"Lalu, hal apa yang merisaukanmu?"

Wanita itu menjawab,

"Suatu hari, suamiku sedang menyembelih kambing korban dan kala itu aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan satu masih menyusu.
Saat aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anak ku yang agak besar berkata kepada adiknya,
'Hai adikku, maukah aku tunjukkan kepadamu bagaimana ayah menyembelih kambing?'
Jawab adiknya antusias,
'Mau.. Mau, kak!'
Lalu disuruhnya si adik berbaring, dan disembelihlah leher sang adik.
Setelah melihat darah memancur keluar, ia disergap rasa takut sehingga lari keatas bukit, dan karena tubuhnya berlumuran darah serta berbau amis maka memancing keberadaan segerombolan serigala dan memakannya.
Ayahnya pun mencari kesana kemari hingga mati kehausan.
Dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju periuk yang berisi air manas, ditariknya periuk tersebut.
Seketika itu juga tumpahlah air panas, mengenai badannya dan habislah kulit badannya.
Berita ini terdengar oleh anakku yang telah menikah dan tinggal di daerah lain, hingga ia jatuh pingsan dan menemui ajalnya.
Dan kini aku tinggal sebatang kara diantara mereka semua."


Lalu, Abul Hassan bertanya,
"Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?"

Wanita itu menjawab,

"Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh, melainkan ia menemukan diantara keduanya ada jalan yang berbeda.
Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan lebih terpuji akibatnya.
Dan adapun mengeluh, maka seseorang tidak mendapat ganti kecuali kesia-siaan belaka."

Cerita diatas, tidak dapat dimungkiri merupakan satu cerita yang dapat dijadikan suri tauladan dimana kesabaran sangat dianjurkan dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada ALLAH, terutama saat-saat terkena musibah.

Karena itu, Rosulullah SAW bersabda dalam firman ALLAH lewat sebuah hadits Qudsi,
"Tidak ada balasan bagi hambaKU yang mukmin, jika AKU ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan surga baginya."

Begitu juga mengeluh.

Selain hanya menghasilkan buah pahit kesia-siaan dan tak membawa manfaat, mengeluh itu juga dikutuk agama.
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW dalam sebuah hadits,
"Tiga macam dari tanda kekafiran terhadap ALLAH ketika mendapat musibah, adalah merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Semoga kita semua dijadikan ALLAH sebagai hamba yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
Karena, orang yang sabar itu dijamin mendapat balasan surga, sementara mengeluh hanya mendapat kesia-siaan belaka.
Wallaahu 'alam bish showaab 

Sumber : http://peperonity.com/go/sites/mview/jendela.hikmah/24935217